DAMAIRA.CO.ID, PAMEKASAN-Ketupat membawa berkah tersendiri bagi sejumlah warga di Desa Kertagenah Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Madura. Berkat kelihaian mereka dalam membuat ketupat, warga mampu meraup penghasilan hingga jutaan rupiah setiap kali jualan. Ketupat yang dibuat dengan telaten dan keterampilan khusus ini menjadi sumber rezeki tambahan yang cukup menjanjikan.
Sudah menjadi tradisi bagi warga Pamekasan, Jawa Timur, untuk merayakan Hari Raya Ketupat satu minggu setelah Idulfitri. Tradisi ini membuka peluang besar bagi para pengrajin ketupat untuk meningkatkan pendapatan mereka. Namun, tidak semua orang bisa membuat ketupat karena proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan bahan utama seperti janur muda dari pohon siwalan.
Salah satu pengrajin ketupat adalah Ibu Julaiha, warga Desa Kertagenah Laok. Kemampuannya dalam membuat orong ketupat diperoleh secara turun-temurun dari sang nenek. Hingga saat ini, kerajinan tersebut masih ditekuni oleh Ibu Julaiha dan menjadi mata pencaharian yang cukup diandalkan.
“Tiga hari sebelum Hari Raya Ketupat, saya bersama saudara dan kerabat sudah mulai membuat orong ketupat karena banyak yang sudah pesan,” ujar Julaiha, pengrajin orong ketupat. “Biasanya setelah malam Hari Raya Ketupat, banyak pedagang datang ke rumah untuk membeli dalam jumlah banyak dan dijual ke pasar.”
Ibu Julaiha mengaku sangat bersyukur atas kelihaian yang dimilikinya dalam menganyam janur dan membuat orong ketupat. “Alhamdulillah, dari keterampilan ini bisa membantu biaya kebutuhan hidup sehari-hari,” tuturnya. Bagi Julaiha, tradisi membuat ketupat bukan hanya sekadar budaya turun-temurun, melainkan juga sumber berkah yang patut disyukuri.