DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Pameran lukisan “Ngopeni Sumenep” yang digagas oleh Kelompok Perupa Sumenep (KLOPS), tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga wadah bagi seniman lokal, pelukis internasional, penyandang disabilitas, dan generasi muda. Acara ini bertujuan untuk mengangkat budaya Madura melalui seni lukis dan memperkenalkannya ke tingkat nasional hingga internasional.
Sebagai bagian dari kalender event Sumenep 2025, pameran ini kembali digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep untuk tahun ketiga. Sebanyak 128 lukisan dari 52 seniman se-Madura dipamerkan, menampilkan beragam gaya dan tema yang berakar pada kekayaan budaya lokal.
Menariknya, Ngopeni Sumenep tidak hanya menampilkan karya seniman Madura tetapi juga melibatkan pelukis internasional dan penyandang disabilitas, menjadikan pameran ini lebih inklusif dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa batasan.
Ketua panitia, Muhammad Farid Wajdi, menegaskan bahwa pameran ini bertujuan untuk mendorong semangat berkarya bagi seniman yang belum dikenal, agar tetap konsisten dan menunjukkan eksistensinya dalam dunia seni rupa.
“Kami ingin memberikan ruang bagi para perupa Madura agar lebih dikenal luas. Dengan mengangkat tema budaya lokal, kami berharap seni lukis ini menjadi media untuk mengenalkan kekayaan tradisi Madura ke publik yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional,” ujar Farid Wajdi.
Pameran ini juga menjadi momen berharga bagi dua pelukis penyandang disabilitas. Salah satu karya yang mendapat perhatian khusus adalah lukisan Haris Muhammad, yang diapresiasi langsung oleh Ketua DPRD Sumenep, Zainal Arifin. Sementara itu, karya Misnaya mendapat pujian dari Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso.
“Melalui seni, kami bisa mengekspresikan diri tanpa batasan. Pameran ini menjadi kesempatan besar bagi kami untuk menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkarya,” ungkap Haris Muhammad.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, Moh. Ikhsan, juga memberikan perhatian khusus kepada pelukis penyandang disabilitas. Ia menyatakan akan mengomunikasikan hal ini dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar lebih banyak pihak yang mengapresiasi karya mereka.
“Kami ingin memberikan dukungan penuh agar lebih banyak pelukis disabilitas yang mendapat ruang dan kesempatan dalam pameran seni di masa mendatang,” ujar Moh. Ikhsan.
Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso, turut memberikan pesan inspiratif kepada para pelukis, khususnya mereka yang berkebutuhan khusus, agar terus berkarya dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan.
“Seni adalah bahasa universal yang bisa menghubungkan kita semua. Melalui karya seni, kita bisa mengenalkan budaya Madura ke dunia,” katanya.
Pameran lukisan Ngopeni Sumenep menjadi bukti nyata bahwa seni bisa menjadi jembatan untuk melestarikan budaya dan membawa seniman lokal ke panggung yang lebih luas. Dengan semakin besarnya perhatian terhadap seni lukis berbasis budaya Madura, harapan ke depan adalah agar seni ini semakin dikenal dan diapresiasi, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di panggung seni internasional.(faw).