OPINI POLITIK YANG “HEROIK”

oleh
oleh

Oleh : Nur Khalis

Jurnalis KompasTV, Anggota Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS)

DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Ini adalah kali pertama saya membaca opini politik yang ditulis oleh Moh. Ikbal, jurnalis muda, yang setongkrongan di KJS. Opininya enak dibaca. Dia tidak banyak mencantumkan kutipan. Setiap paragrafnya berisi pandangannya yang brilian. Judulnya Sumenep Jelang Pilkada: Siapa Kuat Membendung Petahana?

Saya mengamini beberapa statemen yang dia utarakan. Misalnya, semua bupati, yang memimpin Kabupaten Sumenep ini, pasti menjabat dua kali.

Dan di sejumlah warung kopi, menurut amatan Ikbal, yang banyak diperbincangkan bukan siapa pengganti bupati saat ini. Akan tapi, siapa yang akan mendampingi Fauzi di Pilkada nanti?

Dalam opini yang dirampungkan dengan baik, oleh Ikbal, sosok petahana terkesan mentereng sekali. Andai tidak berlebihan, saya ingin mengatakan bahwa sebagian besar dari opini politik itu seperti pujian.

Misalnya, Ikbal mengutip survei Unibraw tahun 2023, tentang tingkat kepuasan kepada pasangan Fauzi – Eva yang menyentuh angka 60 persen. Apresiasi positif atas pembangunan di Sumenep dicantumkan juga, sekitar 63,8 persen. Hanya itu yang Ikbal cantumkan. Ia mengabaikan sekian persen lain dari survei itu, yang bisa jadi adalah ketidakpuasan.

Puas dan tidak puas, tentu saja subjektif. Indikatornya bisa beragam. Namun, menyampaikan hasil survei seraca utuh, hemat saya, adalah bagian dari objektifitas, keberimbangan dan keterbukaan. Inilah dasar dugaan saya, bahwa, opini politik yang telah Ikbal tulis dengan baik seakan mirip pujian.

Hal lain, yang menarik untuk dikomentari dari opini Ikbal adalah pelibatan “para orang tua” di warung kopi. Frasa itu dia cantumkan sejak paragraf pertama. Dari pembacaan saya, yang dilakukan secara tergesa-gesa, tidak satu paragraf pun pandangan kaum muda disisipkan oleh penulisnya.

“Ketidakhadiran” kaum muda, dalam opini politik itu, seperti menyiratkan banyak hal. Misalnya, mungkin Ikbal pesimis dengan kerja politik kaum muda, yang diduga kuat selalu pragmatis dan elitis.

Kaum muda, dalam benak Ikbal, mungkin tak ubahnya sekelompok orang-orang yang menjadikan politik layaknya galian tambang; digali sedalam mungkin, untuk dirusak dan ditinggalkan begitu saja.

Terakhir. Secara keseluruhan, bagi saya, opini politik Ikbal sungguh heroik. Kehadirannya seperti menjadi pahlawan untuk seseorang. Namun begitu, ketika ada kesempatan, opini ini tetap menyuarakan pemegang politik sesungguhnya: suara rakyat adalah suara Tuhan.

RSU Sumekar, 8 April 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.