Karapan Kerbau, Tradisi Langka Warisan Leluhur yang Tetap Lestari di Pulau Kangean

oleh
oleh
Tradisi karapan kerbau Pulau Kangean, Sumenep, yang tetap lestari.

DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Bicara tentang Pulau Madura, mungkin yang terlintas di benak banyak orang adalah karapan sapi, tradisi balap sapi yang telah mendunia. Namun, siapa sangka, di ujung timur Madura, tepatnya di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, terdapat tradisi lain yang tak kalah unik dan menarik, yakni karapan kerbau.

Suasana karapan kerbau di Pulau Kangean selalu berlangsung meriah. Puluhan warga tampak antusias menyaksikan kerbau-kerbau berlari kencang di lintasan. Tradisi ini digelar setiap musim panen sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil bumi dan rezeki yang melimpah.

Berbeda dari karapan sapi yang identik dengan daratan Madura, karapan kerbau hanya bisa ditemukan di Pulau Kangean. Keunikannya terletak pada pola perlombaan yang memadukan kecepatan dan ketangkasan, karena kerbau yang berlari dipacu dan dikejar oleh joki berkuda.

Sang joki harus mampu mengendalikan kudanya sambil mengejar pasangan kerbau di depan. Aksi menegangkan ini bukan sekadar tontonan, tetapi juga mencerminkan nilai budaya, kerja keras, dan keterampilan masyarakat setempat.
Tradisi turun-temurun ini telah menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Kangean. Meski hadiah yang diperebutkan tidak besar, semangat dan kebanggaan warga menjadi nilai utama dalam setiap penyelenggaraan.

“Bagi kami, karapan kerbau bukan sekadar lomba. Ini tradisi peninggalan leluhur yang harus dijaga. Setiap tahun kami tetap melaksanakannya sebagai bentuk syukur dan kebersamaan warga,” ujar Gassing, salah satu peserta karapan kerbau asal Desa Arjasa, Pulau Kangean, Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan, tradisi ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga, sekaligus hiburan rakyat setelah masa panen.

“Hadiah bukan yang utama. Yang penting kami bisa berkumpul, bergembira, dan melestarikan warisan budaya ini,” imbuhnya.

Kini, karapan kerbau tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga mulai dilirik sebagai daya tarik wisata budaya yang potensial bagi wisatawan luar daerah. Pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat pun berharap tradisi ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk dikembangkan sebagai agenda wisata tahunan.

Dari Pulau Kangean, tradisi karapan kerbau terus menggaungkan pesan bahwa warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dirayakan dan diteruskan bersama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *