Oleh: Abdul Warits
DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Di tengah konflik perang di dunia saat ini, nilai-nilai perdamaian penting untuk digalakkan, digerakan, disemai untuk mengukuhkan rasa nasionalisme berbangsa dan bertanah air. Salah satunya melalui penerapan nilai pancasila sebagai benteng nasionalisme dan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian global.
Jika kita amati, maka segala sila yang ada di dalam pancasila mencakup berbagai kalangan,
bukan hanya kekhususan kepada kelompok tertentu. Akan tetapi, ia bersifat merata, tidak ada yang dimarginalkan dalam peraturan yang ditetapkan di dalamnya. Jika bisa diibaratkan pancasila sama dengan Al-Quran yang diterima oleh seluruh umat.
Salah satu sampel yang bisa kita temui, ketika dahulu sila yang pertama, condong kepada umat Islam saja. Redaksi “ketuhanan yang maha esa” merupakan sila pertama dalam pancasila yang diubah dari redaksi sebelumnya “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dari yang khas (khusus) kepada yang bersifat ‘Am (umum).
Hal itu dilakukan, demi terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, lebih-
lebih kepada terciptanya persatuan Indonesia, karena agama yang mendiami negara
Indonesia tidak hanya agama Islam saja melainkan ada enam agama lagi yang diakui di
Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam
pancasila yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
kala sebelum mendirikan negara.
Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang. Pancasila sebagai dasar negara tidak lepas dari sejarah kerajaan-
kerajaan pada abad ke- IV, ke V, kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah
mulai nampak pada abad ke VII yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah
wangsa Syailendra di Palembang. Kemudian, kerajaan Air Langga dan Majapahit di
Jawa timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar negara adalah dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketata kenegaraan
suatu negara dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan
keamanan. Dasar negara juga merupakan perwujudan dan keinginan rakyatnya. Dasar
negara adalah fundamen yang kokoh dan kuat serta bersumber dari pandangan hidup
atau falsafah (cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian
yang tumbuh dalam sejarah perkembangan suatu bangsa) yang diterima oleh seluruh
masyarakat.
Bukti kongkrit bahwa kerajaan yang berada di Indonesia berpengaruh dalam pembentukan pancasila adalah sebagai berikut : pertama, Kerajaan Sriwijaya yang mengandalkan kekuatan lautnya (maritim) dalam sistem pemerintahannya menggunakan sistem pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunann gedung-gedung dan patung-patung suci, sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem pemeritahannya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
Demikian juga, cita-cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaann Sriwijaya
tersebut berbunyi “Marvuat vanua criwijaya sindhahayatra subhiksa” (suatu cita-cita
negara yang adil dan makmur).
Kedua, Raja Air langga membuat bangunan keagamaan dan asrama karena raja
Air Langga memang mempunyai sikap toleransi dalam beragama. Demikian pula, Pada
tahun 1019, ketika Air langga mengalami penggemblengan lahir batin di hutan. Para
pengikutnya, rakyat, dan para brahmana bermusyawarah dan memutuskan untuk
memohon Air Langga untuk menjadi raja, meneruskan tradisi lama, sebagai nilai-nilai
sila keempat pancasila. Raja Air Langga juga memerintahkan untuk membuat tanggul
dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima.
Ketiga, Pada masa kerajaan Majapahit, Empu Prapanca menulis negarakertagama
(1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan
nasional yaitu “Bhinneka tunggal ika” yang bunyi lengkapnya “Bhinneka tunggal ika tan
hana dharma mangrua” artinya walaupun berbeda namun tetap satu jua adanya.
Demikian juga, sumpah Palapa yang diucapkan oleh maha patih Gadjah Mada dalam
sidang ratu dan mentri-mentri di Paseban keprabuan majapahit pada tahun 1331 yang
berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara sebagai berikut “Saya baru akan
berhenti berpuasa makan palapa jikalau seluruh nusantara bertakluk dibawah
kekuasaaan negara, jikalaupun Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, dempo, Bali,
Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan.
Peran beberapa tokoh memang telah nampak dalam perjuangan bangsa
Indonesia, di antaranya panitia sembilan yang terdiri dari: Ir. Sukarno, Kiai Wachid
Hasyim, Mr. Muh. Yamin, Mr. Maramis, Drs. Moh. Hatta, Mr. Subarjo, kyai Abdul Kahar
moezakir, Abikoesno tjokrosoejoso, H. Agus Salim, berhasil memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tidak kalah penting untuk
diperhatikan para tokoh yang menjadi sentral utama dalam mengusulkan dasar negara
Indonesia seperti Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sukarno. Para pendiri negara
Indonesia sependapat untuk tidak menjiplak dasar bangsa lain. Mereka semua
sependapat hendak menggali dari kebudayaan sendiri. Artinya, pandangan hidup
bangsa Indonesia berada dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih dari itu, pancasila merupakan pola kehidupan serta bentuk masyarakat
yang dicita-citakan. Ideologi pancasila bukan merupakan gabungan antara liberalisme,
dan komunisme atau sosialisme, namun merupakan ideologi yang bersumber dari
kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Prinsip ideologi Pancasila adalah terwujudnya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antar kepentingan pribadi dengan kepentingan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai petunjuk hidup bangsa Indonesia yang memberi arah bagi
bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan aktivitas hidup di segala bidang
kehidupan, dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk berbagai bidang kehidupan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu, tafsir dari
pancasila terhadap implementasinya di ruang digital menjadi penting digerakkkan ke
dalam konten-konten yang mendukup profil pancasila pemuda, anak-anak dan
masyarakat Indonesia. Salah satunya bisa diisi melalui platform media sosial seperti
Youtube, tiktok dan berbagai platform media lainnya yang mencerminkan
impelementasi pancasila.
Peran tokoh perjuangan Indonesia dalam memperjuangkan Pancasila menjadi
sangat urgen.Terbukti, bangsa Indonesia tidak goyah walaupun akan diganti dengan
ideologi komunis Markis. Hal ini dikarenakan Pancasila sudah menjelma pandangan
hidup bangsa serta sebagai jiwa bangsa. Atas dasar peristiwa tersebut, maka pada
tanggal 1 Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai “Hari Kesaktian
Pancasila” demi menghargai jasa para pejuang dalam mempertahankan ideologi
pancasila.
Untuk semakin mengokohkan ideologi dan pandangan masyarakat terhadap
pnacasila, ada pesan-pesan yang musti disampaikan dalam rangka menjadikan
pancasila tetap utuh hingga akhir zaman. Pesan moral dari implementasi tersebut bisa
dilakukan melalui gerakan digital hari ini dari berbagai sisinya.
Sebagai warga negara yang baik, kita senantiasa harus bisa mengamalkan segala yang ada dalam pancasila (lima dasar) sebab dengan mengamalkan dan mematuhi apa yang ada dalam Pancasila merupakan penghargaan yang tidak ternilai harganya terhadap para
pahlawan yang mendahului kita apalagi pancasila memang tercermin dari kehidupan
masyarakat dalam berbangsa, dan bernegara.