Kisah Pilu, Nenek Tijeh di Usia Senja Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tanpa Listrik

oleh
oleh
Nenek Tijeh saat istirahat di dalam Gubuknya

DAMAIRA.CO.ID, PAMEKASAN-Momentum Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April seharusnya menjadi refleksi atas perjuangan perempuan menuju kesetaraan dan kesejahteraan. Namun di balik semangat tersebut, masih tersimpan potret kehidupan perempuan lanjut usia yang jauh dari kata layak. Seperti yang dialami Nenek Tijeh, warga Dusun Ba’Asam, Desa Bendungan, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Di usia senjanya, sekitar 75 tahun, Nenek Tijeh harus menjalani hidup sebatang kara tanpa sanak saudara. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot tanpa aliran listrik karena keterbatasan ekonomi. Hidupnya sangat memprihatinkan dan hanya bergantung dari uluran tangan para tetangga.

Kondisi gubuk yang ditempatinya sangat memprihatinkan. Dinding terbuat dari anyaman bambu yang sudah rapuh, atap bocor, dan lantai tanah. Tidak adanya penerangan listrik membuat malam hari terasa gelap gulita, semakin menyulitkan kesehariannya yang kian rentan karena faktor usia dan kesehatan.

Mahfud, salah seorang anggota Koramil Pakong yang sempat mengunjungi kediaman Tijeh, mengaku sangat prihatin melihat kondisi tersebut.

“Kami dari Koramil Pakong sangat prihatin melihat keadaan Ibu Tijeh. Di usia tua, beliau hidup sendiri tanpa listrik dan kondisi rumahnya sangat tidak layak. Harapan kami, di momen Hari Kartini ini, ada perhatian dari pemerintah untuk membantu Ibu Tijeh,” ujarnya.

Sementara itu, Mulyadi, tetangga dekat Nenek Tijeh, berharap ada pihak yang bersedia membantu memperbaiki rumah Tijeh agar lebih layak untuk dihuni.

“Kami hanya bisa membantu semampunya. Mudah-mudahan ada yang tergerak hatinya untuk memperbaiki rumah beliau, supaya bisa tinggal dengan lebih nyaman dan aman,” kata Mulyadi.

Kisah Nenek Tijeh menjadi pengingat bahwa perjuangan Kartini belum usai. Masih banyak perempuan, terutama lansia, yang membutuhkan perhatian dan kepedulian dari berbagai pihak agar bisa menikmati kehidupan yang lebih manusiawi dan layak di hari tuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *