DAMAIRA-CO.ID, SUMENEP-Keberadaan pabrik rokok lokal di Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep, semakin dirasakan manfaatnya oleh petani tembakau dan masyarakat. Dengan harga yang stabil, serapan hasil panen yang tinggi, serta terbukanya lapangan kerja, industri ini mulai menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah.
Dalam tiga tahun terakhir, kondisi ini telah memberikan dampak positif bagi petani. Pada musim panen tahun 2024, harga tembakau di salah satu gudang lokal berkisar antara Rp55 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya. Selain itu, serapan tembakau di salah satu gudang di Sumenep tahun lalu mencapai 930 ton, atau setara dengan lebih dari 19.400 bal.
Imam (48), seorang petani tembakau di Kecamatan Guluk-Guluk, mengungkapkan bahwa harga jual tembakau kini lebih stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Sebelumnya, harga tembakau sering anjlok, bahkan di bawah Rp30 ribu per kilogram, sehingga sangat merugikan petani. Sekarang, dengan adanya pabrik rokok lokal, harga lebih tinggi dan stabil,” ujarnya, Jumat, 12 Februari 2025.
Hal serupa disampaikan Hazbul (38), petani asal Kecamatan Lenteng. Ia merasa lebih tenang dalam menanam tembakau karena hasil panennya pasti akan terserap oleh industri lokal.
“Sejak beberapa tahun terakhir, hampir bisa dipastikan seluruh tembakau yang ditanam petani pasti terjual,” katanya.
Selain memberikan kepastian bagi petani, industri rokok lokal juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, mulai dari linting rokok, pengemasan, hingga distribusi.
Rina (35), warga Kecamatan Lenteng yang kini bekerja sebagai buruh linting, mengaku sangat terbantu dengan keberadaan pabrik rokok lokal ini.
“Dulu saya hanya ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Sekarang, saya bisa bekerja dan membantu ekonomi keluarga,” tuturnya.
Dengan berbagai manfaat yang diberikan, industri rokok lokal semakin menjadi bagian penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat di Sumenep dan Madura. (*)
