DAMAIRA.CO.ID, MADURA-Madura kembali berada pada fase penting dalam sejarah pembangunannya. Beragam gagasan besar terus muncul, mulai dari wacana pembentukan Provinsi Madura yang telah bertahun-tahun diperjuangkan, hingga rencana terbaru menjadikan pulau ini sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Gerakan para tokoh, aktivis, hingga kelompok masyarakat tidak pernah surut—semuanya berangkat dari satu tujuan: membawa Madura keluar dari ketertinggalan.
Ketua IJTI Madura, Veros Afif, mengingatkan bahwa seluruh inisiasi pembangunan itu tidak boleh berhenti sebagai jargon atau wacana tanpa kepastian. Ada masa depan masyarakat Madura yang tengah dipertaruhkan.
“Kami menyaksikan perjalanan panjang ini. Dari wacana Provinsi Madura hingga sekarang KEK. Jangan hanya jadi cerita yang berulang tanpa akhir. Jika memang serius, maka harus diwujudkan,” tegasnya.
Veros menilai pembangunan Madura bukan sekadar proyek birokrasi, tetapi bagian dari upaya menjaga harga diri, martabat, dan kemandirian masyarakat Madura.
“Konsep harus matang. Regulasi harus kuat. Jangan langkah besar seperti ini diperlakukan seperti eksperimen. Ini nasib jutaan orang. Kami jurnalis televisi siap mendukung, karena kami ingin melihat Madura benar-benar bangkit,” ujarnya.
Ia kemudian berbagi pengalaman yang semakin menguatkan keyakinannya akan potensi besar putra-putri Madura. Saat berkunjung ke Malaysia, Veros bertemu ratusan PMI asal Madura yang bekerja membangun gedung-gedung pencakar langit. Mereka menjadi tulang punggung keluarga sekaligus membawa nama baik Madura.
“Ratusan ribu PMI di Malaysia itu warga Madura. Mereka bekerja keras di proyek-proyek raksasa. Skill mereka luar biasa. Kalau SDM saja sudah sehebat itu, masa Madura tidak bisa menjadi Provinsi atau KEK? Yang kurang hanya harmonisasi instrumen dan kemauan kolektif,” paparnya.
Lebih lanjut, Veros menegaskan bahwa perjuangan mendorong Madura menjadi Provinsi maupun KEK bukan gerakan segelintir orang. Ini merupakan gerakan bersama yang menuntut soliditas seluruh elemen masyarakat.
“Kesampingkan ego, hentikan saling klaim. Mari bersatu. Ini momen penentuan masa depan Madura. Kalau kita lengah, generasi setelah kita yang akan menanggung akibatnya,” pungkasnya.
Dengan pesan tersebut, Veros menekankan bahwa peluang perubahan nyata sedang berada di depan mata—namun hanya akan terwujud bila masyarakat Madura berani memperjuangkannya secara bersama-sama.
