DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Mangrove merupakan habitat penting bagi fauna terestrial dan pesisir. Selain menjadi rumah bagi berbagai jenis fauna, mangrove juga berfungsi sebagai sabuk hijau (greenbelt) pesisir yang melindungi pantai dari kerusakan akibat abrasi.
Pada Minggu, 22 Desember 2024, masyarakat Desa Tanjung, Pokmaswas Reng Paseser, dan PKSPL IPB University bersama-sama melakukan penanaman 3.000 pohon mangrove di Pantai Kundangwetan, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Penanaman ini menggunakan metode korbon pancang dan SiTampan (Sistem Tanam Pancang Berumpun).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Ibu sekaligus menjadi bagian dari rangkaian penanaman 10.000 pohon mangrove di Desa Tanjung.
“Ini merupakan kegiatan yang sangat positif untuk Desa Tanjung, terutama mengingat kondisi tangkis laut di Kundangwetan yang sudah banyak mengalami kerusakan,” ujar Didik, Sekretaris Desa (Sekdes) Tanjung. Ia berharap penanaman mangrove ini dapat menjaga pantai dari abrasi sekaligus menggantikan fungsi tangkis laut yang rusak.
Penanaman dimulai pada pagi hari saat air laut surut. Prosesnya meliputi penggalian substrat sedalam 20–30 cm, pemasangan bambu pancang, dan pengikatan 10 bibit mangrove pada setiap pancangnya.
Fadel, Sekretaris Pokmaswas Reng Paseser, menjelaskan bahwa jenis mangrove yang ditanam saat ini adalah Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa. “Ke depan, kami juga akan menanam jenis mangrove lain selain kedua jenis ini,” tambahnya.
Deputi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan PKSPL IPB menegaskan bahwa program ini akan berlanjut hingga tahun 2025. Program ini direncanakan menjadi bagian dari peringatan Hari Sejuta Pohon dan Hari Mangrove Sedunia.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari PT Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), yang berkomitmen untuk mendampingi program ini hingga tahun 2025.