Proyek Pembangunan MCK Rp 16,4 Miliar, Mendapat Perhatian Komisi III DPRD Sumenep Agar Pekerjaannya Digenjot

oleh
oleh

DAMAIRA.CO.ID, SUMENEP-Proyek pembangunan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Tahun 2024, Yang merupakan program pemerintah daerah dengan anggaran Rp. 16,4 miliar. Mendapat perhatian Anggota Komisi III DPRD Sumenep agar segera terealisasi sehingga manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat.

Anggota Komisi III DPRD Sumenep, M Muhri meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep segera mempercepat realisasi proyek pembangunan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Tahun 2024.

Sehingga, program pemerintah daerah dengan anggaran Rp. 16,4 miliar pembangunan MCK tersebut manfaatnya segera dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Saya berharap proyek pembangunam MCK tersebut segera dikerjakan, kenapa agar manfaatnya cepat dirasakan oleh masyarakat,” tegas M. Muhri, Jumat (7/6/2024).

Politisi PKB Sumenep ini menyarankan, proses perecanaan setiap kegiatan memang harus dimatangkan supaya tidak terkesan lamban atau molor.

Untuk itu lanjut Muhri, harus melibatkan konsultan perencana yang kompeten. Tujuannya agar dalam pelaksanaanya nanti tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan kinginan bersama.

“Seharusnya perencananya dimulai lebih awal, sehingga pelaskanaan dari proyek itu tidak molor,” sarannya.

Ditulis sebelumnya, proyek pembangunan kamar Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang dianggarkan Rp.16,4 miliar di Kabupaten Sumenep molor.

Buktinya, hingga saat ini proyek yang dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD Tahun 2024 masih belum terealisasi.

Kepala Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep, Dedi Falahuddin mengkui terkait proyek MCK tersebut memang masih belum direalisasikan. Sebab, saat proses perencanaannya terdapat kendala. Sehingga prosesnya molor.

Lambannya proyek MCK itu lanjutnya, karena upah pekerja yang dicantumkan dalam perencanaannya dinilai terlalu murah. Sehingga tidak sesuai dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pengadaan barang dan jasa.

“Ada kendala di perncanaan, itu terkait upah terlalu murah. Jadi perencanaannya dirubah sedikit,” kata Dedi Falahuddin, Jumat (7/6/2024).

Sebagaimana diketahui, bahwa proyek kegiatan tersebut terdiri dari dua jenis sumber anggarannya. Yakni, Rp 14 miliar itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Rp 2,4 miliar sisanya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2024.

Rincinnya, untuk yang proyek MCK DAK tersebut terdapat 16 sasaran. Satu lokasi berada di pulau Talango dan sisanya di wilayah daratan. Sedangkan yang APBD terdapat 28 paket pekerjaan. Yakni 17 kegiatan berada di wilayah Kepulauan dan 11 paket sisanya tersebar di daratan.

Dedi Falahuddin mengatakan, terkait dengan perencanaan proyek MCK tersebut saat ini sudah selesai. Termasuk juga soal pelatihan bagi para pendamping di lapangan, itu sudah dilaksanakan.

Saat ini masih menyusun rencanan kerja masyarakat (RKM) dan yang DAK uangnya sudah turun ke daerah. Jadi, saat ini tinggal penggarapannya saja. Mungkin akhir bulan ini sudah bisa,” jelasnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.